Sunday, March 19, 2017

CERITA SEX ♣ Tante Sabrina Memek Legit


Ceritasemi.ml - Sungguh beruntungnya aku bisa menikmati badan tante muda yang satu ini. Sebut saja namanya Sabrina, perempuan yang aku kenal disebuah mall waktu itu. Sabrina bisa dipanggil tante tetapi masih muda karena usianya juga belum terlalu tua sekitar 31 tahunan. Hingga sekarang aku dan Sabrina masih berhubungan dgn memanfaatkan waktu jika suami Sabrina sedang keluar negri, Karena suami Sabrina adalah seorang pengusaha kaya raya.
Berawal ketika aku sedang nongkrong disebuah mall besar yang berada di kota Surabaya. Sebelumnya aku merasa sangat suntuk sekali hingga aku putuskan untuk jalan-jalan ke mall untuk menghilangkan suntukku. Tetapi tak sesuai perkiraanku, siang itu mall terlihat sangat sepi sekali hingga aku duduk disebuah outlet minuman sambil bengong melihat segelincir orang riwa-riwi. Tetapi tak lama aku bengong, aku melihat dari kejauhan seorang perempuan setengah baya sedang jalan menuju ketempatku.

Terlihat badannya sangat ramping, dgn pakaian yang terlihat sangat mahal ditambah juga sangat seksi sekali, karena perempuan setengah baya itu mengunakan rok diatas lutut tinggi banget. Semakin mendekat badan perempuan itu semakin terlihat aduhai sekali, sampai-sampai aku menelan ludah melihatnya. Tetapi dgn sekejap pandanganku aku alihkan karena perempuan itu benar-benar datang menghampiriku, dan.

“Maaf mas, kalau ‘pasar ikan’ adanya dimana ya..?”

Aku berusaha menutupi kekagetanku dan berusaha menjawab sesantai mungkin,

”Ahh.., Mbak ini becanda ya.. disini mana ada yang jual ikan mbak. Adanya ya di pasar besar..”

“Oh, gicu ya Mas ya..” katanya sambil mikir.

Itulah awal pembicaraan kami rupanya dia tadi hanya memancingku aja, sampai akhirnya kenalan dan ngobrol ngalor ngidul. Namanya Sabrina, umur 31 tahun, rumah di Jl. Taman Wilis 1C Malang, mantan gadis sampul yang bersuami seorang pengusaha. Kebetulan suaminya lagi tugas 1 bulan ke Liverpool Inggris, jadi dia jalan-jalan sendirian. Belum punya anak, karena suaminya menderita impoten.

Setelah ngobrol selama 1 jam sambil makan di cafe. Lalu, aku diajaknya ke rumahnya. Dia mengendarai mobil mewahnya BMW Sport 1 pintu. Setelah sampai di rumahnya yang sangat besar. Padahal aku baru melihatnya dari depan saja. Setelah di-klakPras sama dia, seorang satpam membuka pintu pagar. Sebelumnya, Mbak Sabrina sudah bilang.

“Kalau ada pembantu saya, kamu bilang aja saudara dari suamiku, ya..?”

Sambil berakting layaknya bintang sinetron, Mbak Sabrina memperkenalkan aku sebagai saudara suaminya pada pembantunya. Dan lalu menyuruhnya untuk masak-masak buat makan malam.

“Ayo masuk Pras..? Duduk-duduk saja dulu sebentar di dalem.. ya.. Aku mau ganti baju dulu..” katanya setelah pembantunya pergi ke dapur.

“Eee.. mbak.. kamar kecilnya dimana ya..?”tanyaku.

“Ayo deh, Mbak tunjukin..”katanya sambil menggandeng tanganku.

Sampai akhirnya tiba di kamar mandi.

“Tuh kamar mandinya di sana..” katanya sambil menunjuk ke pintu di ujung kamar.

Aku langsung ke sana, dan ketika mau menutup pintu, Mbak Sabrina tiba-tiba menahan pintu dari luar kamar mandi sambil berkata dgn genit.

“Jangan lama-lama ya Pras..!” Terus ditutup deh pintunya sama dia.

Pas lagi pipis, mataku tiba-tiba tertuju pada sebuah benda panjang yang berada di balik botol-botol sabun. Ketika kuambil.., ternyata kemaluan plastik yang berwarna hitam..! Lalu.. Karena pintunya tidak kukunci, secara diam-diam Mbak Sabrina masuk ke kamar mandi. Karena saat itu aku sedang kaget, tiba-tiba aku dipeluk dari belakang secara lembut. Tangan kiri Mbak Sabrina meraih tanganku yang lagi memegang kemaluan tiruan itu, sedangkan tangan kanannya meremas Kemaluanku.

“Ini mainan aku Pras, kalau lagi kesepian..” bisiknya tepat di telingaku.

Aku terdiam seperti patung, keringat mengucur dgn deras sekali..

“Tapi jauh lebih enak kalau pake yang asli Pras..” desahnya.

Aku benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menjilat leher sekitar telinga. Rasanya geli-geli enak dan aku benar-benar tersihir. Sambil terus menjilat dia berusaha membuka celanaku dari belakang.

“Hhh.., jangan Mbak..!” aku berusaha mengingatinya.

Tapi.. kenapa Pras..? Hhhmm slurp.. slurp.., nggak suka ya..?” desisnya sambil tetap mencium dan menjilat leherku.

“Hhh.., Prast masih perjaka mbak..!” kataku.

“Ahh.. masak sih.. ayo dong.. ntar Mbak ajarin deh.. nikmat kok Pras.. mau ya Pras..?”katanya

“Tapi mmbakk.. hh..”teriakku.

“Ayo ikut ke kamar Mbak aja ya.. biar lebih enak..” katanya sambil menarik lenganku.

Dia menuntunku keluar kamar mandi sampai di pinggir ranjang, langsung memagut mulutku dgn ganas. Lidahnya meliuk-liuk mencari-cari lidahku, sementara tangannya kembali berusaha membuka celanaku. Aku yang sudah pasrah dan bengong, mendekap badannya yang sexy dan montok. Setelah celanaku melorot, ciumannya beralih ke leher, ke dada, perut, dan akhirnya ke kemaluanku. Dia mengurut kemaluanku pelan-pelan, “Woowww.. enak banget rasanya.. ohh..?” desahku.

“Kamu tetap berdiri, ya Pras.. jangan rebah..!” pintanya sambil tersenyum manis.

“Aku mengangguk saja.”

“Kemaluan kamu.. Prasn.. enak banget.. hhmm..!”

Tiba-tiba dia langsung menghisap kemaluanku, bahkan mengocok-ngocok di mulutnya.

“Ohh..?” desahku keenakan.

“Hhmm.. slurp.. slurp..! Aahh.. slurp.. slurp..!”

Kadang-kadang dia sengaja mengguncang-guncang kemaluanku ke kiri ke kanan dgn mulutnya, sementara kedua tangannya mengelus-elus pantat dan bijiku.

“Aahh.. jangan kenceng-kenceng dong, Mbak..!” kataku saat dia menghisap dgn bernafsu.

Dia hanya tersenyum, lalu meneruskan kegiatannya. Hisap.. lepas.. hisap.. lepas.., terus sampai akhirnya dia seperti kelelahan.

“Hmm.., Kemaluan kamu enak banget Pras..” katanya sambil menjilat bibirnya yang penuh lendir.

Kelihatan sekali dari sorot matanya yang liar kalau dia sudah sangat horny.

“Udah lama saya nggak ngisap Kemaluan seenak ini, Pras..”

“Mbak..”panggilku.

“Jangan panggil aku Mbak dong..” desisnya sambil mencium kepala kemaluanku,”Panggil Sabriil.. aahh.. aja ya.. sstt..” desahnya.

Kembali dia menjilat kemaluanku dgn lidah meliuk-liuk seperti lidah ular. Kali ini jilatannya naik ke atas, sambil tangannya membuka T-shirt-ku. Aku juga tidak mau kalah, ikutan membuka baju-nya. Dan ohh.. terlihatlah susunya yang besar itu.. kayaknya 36C. Ternyata dia tidak memakai BH. Jadi sekarang hanya sisa celana dalamnya aja.

“Ayo, hisap dong buah dadaku Pras..” desahnya.

Aku tidak menunggu lama-lama lagi, langsung kulumat payudara yang bulat itu. Awalnya yang kiri, dan yang kanan kuremas-remas. Sabrina mengerang dan menjatuhkan diri ke ranjang.

“Aahh.. sstt, ayyoohh.. sedot yang kuat.. Pras.. hh.., hiissaapp.. putingnya oohh.. oohh..!” desahnya.

Aku dgn semangat menghisap sesuai perintahnya. Sesaat kugigit lembut putingnya.

“Aaahh.. ennakk..! Hhh.. sedot terus.. sstt.. yang.. kuathh.. aahh..!” jeritnya sambil menggelinjang.

Rupanya arus kenikmatan mulai menerpa Sabrina. Tangan kananku mulai menjelajah kemaluannya yang masih tertutup celana dalam. Wah, sudah basah rupanya..! Apalagi saat jari tengahku menyelinap di antara Labia majora, kerasa sekali beceknya. Pinggulnya mulai naik turun, rupanya Sabrina sadar ada benda asing yang menggesek kemaluannya. Apalagi saat jariku menyentuh klitorisnya, makin kencang goyangannya. Seakan berusaha agar jariku tetap di klitorisnya, tidak pindah kemana-mana. Terbukti saat tangannya memegang tanganku yang ada di kemaluannya,

”Ya.. Say.. teruss.. oohh.. sstt.. gesek itilku.. oohh..!” erangnya.Cerpen Sex

Sekarang ciumanku sudah pindah ke lehernya yang jenjang dan harum mulus. Kemaluannya tetap dihibur dgn jariku, sementara tanganku yang lain membelai rambut indahnya.

“Udahh.. Pras.. aku nggak tahan say.. sst..!” kata Sabrina.

Lalu dia menelentangkan aku dan dia ada di atasku. Dia langsung menempatkan lubang kemaluannya tepat di depan wajahku dan secara perlahan dia buka celana dalamnya dgn membuka ikatan tali di sampingnya. Tercium semerbak wangi kemaluannya yang benar-benar membuatku terangsang. Tampak tetesan lendir di lubang kemaluannya.

“Hm.., wangi sekali Sabrii. Prast suka baunya..” kataku.

“Kamu suka bau kemaluanku, Pras..?” katanya manja.

“Ya Sabrii, dua-duanya say..”

“Kalo gitu, jilatin dong say kemaluanku..!” katanya sambil menurunkan kemaluannya ke wajahku.

“Ayo jilat, Say..!” desahnya.

Kuhisap-hisap klitorisnya yang menyembul, kujilat kemaluan dan anusnya. Dan semua yang ada di sekitar kemaluannya kujilat dan kuhisap.

“Jilaatt.. ohh.. terruusshh.. Pras.. jillaatt.. itilnyaa.. itilnyaahh.. teerruusshh.. ohh..” desahnya.

Wajahku benar-benar dijadikan gosokan sama dia. Digosoknya terus kemaluannya di wajahku, kadang berputar-putar. Lalu, Sabrina mengubah posisinya jadi di bawah, tapi tetap sambil kujilat kemaluannya. Dia menggeliat-geliat, kadang menyentak ke belakang saat klit-nya kuhisap atau kujilat. Kadang mengerang, menjerit, melolong, bahkan kadang kepalaku dijepit dgn kedua pahanya yang putih mulus itu.

“Ahh.. ohh.. oohh.. Sabrii mau keluaarr.. Sayyhh.. ohh.. ohh..”desahnya.

Saat dia menjerit-jerit cepat-cepat kuhentikan jilatanku dan cepat-cepat berdiri di samping ranjang.

“Sabrii.. kamu nggak pa-pa kan..”kataku bingung.

Tidak lama kemudian Sabrina tersadar.

“Ahh..? Lho..? Koq.. Kenapa berhenti sih Pras..?” setengah menjerit, lalu celingukan mencariku.

Setelah melihatku ada di sampingnya sambil bengong, Sabrina benar-benar geram.

“Kamu.. bener-bener jahat Pras..!”

Sabrina memasukkan 2 jari kirinya ke kemaluannya.

“Prast.., kamu bener-bener jahat..!” jeritnya.

“Tapi, Sabrii kan tadi menjerit.. Prast jadi ketakutan..” kataku.

“Aduh.. kamu kok culun amat sih Pras.. dasar perjaka.. tapi nggak pa-pa deh..”katanya.

Untung diluar masih hujan besar. Jadi jeritannya tertutup dgn suara hujan.

“Sini dong Pras..!” pintanya manja.

Karena aku bengong terus lalu dia dgn meraung seperti macan dia melompat dari ranjang, berusaha menerkamku. Tapi gagal, karena aku berkelit karena ketakutan. Aku berusaha menghindar dari sergapannya yang dipenuhi hawa nafsu.

“Jahat..! Jahat..! Jahat..!” jeritnya sambil berusaha mengejarku.

Kami berdua seperti penjahat dgn korbannya yang lagi main kejar-kejaran.

Karena kelelahan aku berhasil ditangkapnya. Aku langsung duduk di kursi sofanya. Lalu, tanpa basa-basi lagi, Sabrina langsung duduk berhadapan di pahaku. Bulu kemaluannya terasa lembut menyentuh pahaku, sedangkan batang kemaluanku merapat di perutnya.

“Mau lari kemana, Pras..? Jahat..!” katanya sambil menggesek-gesekkan puting susunya ke putingku, rasanya nikmat sekali.

“Orang Sabrii lagi mau ‘keluar’ koq dikerjain.. hh..? Itu nggak boleh, Say..!” omelnya sambil menatap tajam.

“Ya Sabrii.. Prast salah..” kataku.

Lalu kupagut bibirnya yang basah itu. Langsung dibalas dgn ganas. Sabrina memelukku dgn erat sambil menggesek naik turun kemaluannya ke Kemaluanku. Kemudian dia menghentikan pagutannya, lalu tersenyum mengejekku.

“Kamu udah bikin Sabrii pusing, kamu harus Sabrii hukum..” katanya.

“Dihukum apa Sabrii..?” kataku penasaran.

“Hukumannya ini Pras..” lalu Sabrii meraih Kemaluanku dan langsung dimasukkan ke kemaluannya, “Ngentotin sampai aku puaass.. oohh..!”

Lalu, Sabrina langsung menggenjot Kemaluanku UP-DOWN.

Aduh, benar-benar nikmat nggak tahunya. Begitu ketat mencengkeram Kemaluanku. Sementara itu, di depan wajahku terpampang payudara besar yang terguncang-guncang.

“Ahh.. oohh.., Kemaluan kamu.. enak Pras.. sstt.. ahh.. sst.. ahh..” desahnya sambil naik turun.

Aku tidak dapat menjawab, soalnya lagi asyik melumat buah dadanya. Tanganku mengelus-elus sekitar pantat semoknya sampai belakang kemaluannya, biar dia benar-benar puas.

“Ah.. ah.. terus Pras..! Jangan berhenti Say..! Sabrii, suka ngentot sama kamu.. hh enak.. ohh.. ahh..!” jeritnya.

Kadang kusentak juga dari bawah, dan Sabrina senang sekali kalau sudah begitu.

“Sentak lagi.. oohh.. Aaa..! Iya.. iya.. gitu.. lagi.. lagii.. oohh..!”

Lagi asyik-asyiknya dia menggenjot Kemaluanku, tiba-tiba kuberdiri sambil membopongnya. Lalu aku jalan-jalan keliling kamar sambil tetap dia mengocok Kemaluanku dgn kemaluannya yang luar biasa. Sebagai ganti sentakan yang dia suka, aku jalannya kadang seperti orang melompat. Kan jadi sama nyentaknya. Tapi itu tidak dapat lama-lama, karena badannya lumayan berat. Jadi aku balik ke ranjang.

“Kamu di bawah ya, Say..! Sabrii suka di atas.. ss..” desisnya manja.

“Ya.., buat Sabrii.. apa aja deh..!” kataku.Cerpen Sex

Tanpa banyak buang waktu, Sabrina kembali melanjutkan goyangannya. Kadang goyangnya benar-benar maut, sampai menyentak kepalanya ke belakang. Atau kadang sambil meremas payudaranya, seperti di film-film Vivid. Atau dgn merebahkan kepalanya di dadaku. Sambil mengocok, seperti biasa dia suka sekali berkata kotor.

“Hhmm.., ohh.. yess.. ***** me.. ahh.. hhmm.. enak kan, Say..?”

“Enakk.. banget, Sabrii..” lenguhku.

“Seneng khaann.. Pras..!”

“Ya, .. sseneng.. ohh..”

“Sabrii.. sukka.. Kemaluan kamu.. Pras.. oohh..” desahnya manja.

“Prast juga suka kemaluan Sabrii.. ohh..” desahku.

10 menit kemudian, aku merasa seperti akan pipis, karena Kemaluanku sudah berdenyut. Rupanya Sabrina juga begitu. Dinding kemaluannya mulai bergetar dan sudah basah sekali. Genjotannya pun sudah mulai mengganas, seperti saat dia menjerit tadi.

“Oohh.. Pras.. Prast mau.. pipis..”

“Sabrii.. juga Pras.. mau keluar.. tahan yah.. Pras, kita barengan ya.. Pras..!” desahnya.

Lalu, Sabrina sudah semakin tegang, makin erat memelukku.

“Auh.. I’m comin’ Say.. ohh.. ahh.. ahh..!” jeritnya, makin lama makin keras.

“Teruss.., Pras.. teruss.. aku.. ohh.. ahh.. Sabrii keluarr..”

Dia menjerit dan menghentak-hentak dgn ganasnya. Saat itu, otot kemaluannya betul-betul tegang dan memerah batang Kemaluanku. Dia menyemprotkan banyak sekali cairan, Lalu.

“Sabrii.. Pras mau pipis juga.. ohh..!”

“Pipiskan aja di dalam Pras.. jangan dilepass.. Say.. aa..!”

“Croooot.. croooot.. crooooot..!” cairankuku muncrat di dalam kemaluannya.

Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi, hanya bisa menerawang ke langit-langit. Menikmati orgasme. Masih ada beberapa hentakan lagi, sebelum akhirnya Sabrina terkulai lemas di dadaku. Rambutnya yang indah itu menghampar bebas, langsung kubelai.

“Pras.., makasih ya.., kamu telah memberi saluran yang selama ini belum pernah Sabrii rasakan” katanya sambil mencium bibirku dgn lembut.

“Terus gimana Sabrii.. tentang rencana selanjutnya..?”tanyaku.

“Entar aja deh, biar Sabrii pikir-pikir dulu, Pras”katanya.

“Bila Sabrii benar-benar mau cerai ama Fadli. Prast mau jadi gantinya..”kataku.

“Ahh.. yang bener Pras.. emang kamu masih mau ama aku.. cewek yang udah tua ini..?”katanya.

“Prast cinta ama Sabrii sejak pertama kita ketemu. Prast nggak memperdulikan usia Sabrii berapa yang penting Prast cinta ama Sabrii..”kataku sambil mengecup bibirnya.

“Ohh.. Pras kau sungguh lelaki jantan dan bertanggung-jawab. Sebetulnya Sabrii juga suka ama kamu tapi khan aku sadar kalau usiaku udah diatas kamu. Tapi, kenyataannya kamu suka ama Sabrii. Jadi, Sabrii setuju aja.. tapi Prast sabar dulu ya.. Biar Sabrii selesaikan urusan dgn suami Sabrii.. ya manis..”katanya sambil mengecup bibirku lagi.

“Ya Sabrii, Prast akan tunggu..?”tanyaku.

“Nah gitu dong.. oh ya say.. Prast harus datang kesini dan harus memuaskan Sabrii setiap waktu.. ya sayang..”katanya.

“Ya say..”jawabku. Lalu, kita berciuman dan akhirnya tertidur pulas.

Bagaimana para Pembaca Serukan para maniak seks, jangan lupa ya!!! Selalu ikuti cerita-cerita dewasa di web www.ceritasemi.ml

cerita sex, cerita hot, cerita panas, cerita sex terbaru, cerita sex tante, cerita semi, cerita sex dewasa.

No comments:

Post a Comment